Another Templates

TRIK JADI PRIBADI ASYIK

Judul : TRIK JADI PRIBADI ASYIK

Waktu Penerbitan : 5 November 2009

Nama Majalah : UGnews

Lembaga Penerbit : Universitas Gunadarma

Volume & Nomor Majalah : No. 18 / Vol. 6 / Halaman 10

TRIK JADI PRIBADI ASYIK

Tarohan Deh, Kita pasti pernah nemuin, teman yang sempurna. Udah cantik atau ganteng, pinter, tapi orangnya gak asyik buat dijadiin temen, tetep aja Dia ngebetein, mana ada yang mau ngedeketin. Koq bisa gitu yah..

K

ita juga pernah kan, mengalami kondisi ini. Setidaknya, kalau melihat ada temen yang disukai banyak orang, perasaan takjub dan senang, Kita rasakan. Inginnya sih, Kita juga punya banyak teman yang segan dan sayang. Agar disukai, harus asyik dong.... Gimana ya, syarat biar Kita jadi pribadi asyik dan banyak yang melirik...hhaaaaa

1. Positive Thinking

Ini mungkin jadi hal yang paling mendasar untuk Kita dalam bergaul atau menciptakan suatu jaringan yang baru misalnya dengan teman. Berpikir positif menjadi modal yang paling utama karena bagaimana mungkin orang lain akan mempunyai sifat atau berpikir positif terhadap Kita toh kalu dari diri Kita pribadi sulit untuk berpikir jernih terhadap orang lain.

2. Ringan Tangan

Nah ini dia, seperti misalnya sahabat atau teman Kita atau bahkan orang lain yang sedang membutuhkan, otomatis Kita tidak perlu segan untuk menolongnya walau untuk hal yang paling kecil sekalipun.

3. Terbuka

Terbuka dengan siapa saja, tidak perlu memilih lawan bicara. Tentu pastinya terbuka disini bukan berarti segala rahasia Kita ceritakan semua ke orang lain. Terbuka yang dimaksud dalam artian kalau misalnya Kita sedang dalam masalah, alangkah lebih baik harus cepat diselesaikan dan jangan dipendam.

4. No Complaint

Kalau dari hari ke hari selalu complaint terhadap sesuatu, bukan tidak mungkin teman Kita akan merasa risih, kalau teman yang mengerti bagaimana Kita pasti sudah terbiasa akan hal itu, tapi kalau ada yang tidak mengerti, gak enak juga kan?

5. Rendah Hati

Nggak perlu sombong, gak ada untungnya juga sih bersifat seperti ini. Kalau pun Kita bisa akan sesuatu ia bisa dibilang jenius lah tepatnya, alangkah lebih baiknya kan kalau saling berbagi ilmu, sharing-sharing dikit lah terutama dengan mereka yang sedikit kurang mengerti akan sesuatu tersebut. Dengan begini otomatis teman yang ada di sekeliling Kita akan merasa senang dan gak rugi juga kan kalo pun Kita harus berbagi ilmu ke teman yang lain.

6. Ikhlas

Lakuin semua hal dengan hati ikhlas. Beda lho, kalau menolong orang setengah hati dengan menolong yang tulus karena hanya orang lain yang bisa merasakannya.

7. Bakat Manager

Sebaiknya Kita pilih dan atur waktunya sebaik mungkin antara kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lainnya. Jangan semua Kita kerjain sendirian.

8. Jujur

Walaupun orang bilang jujur ini bakalan ancur, itu salah besar karena dengan kejujuran yang dah Kita tanam dalam diri dan melekat kuat otomatis hidup yang dijalani pun akan terasa lebih berkah dan tidak dibayang-bayangi oleh perasaan bersalah atas sifat ketidakjujuran yang pernah Kita lakuin.

9. Kompromi

Setiap keputusan alangkah baiknya dapat diambil sesuai dengan keputusan terbanyak. Hal seperti ini melatih Kita dalam bekerjasama, memikirkana dampak baik atau buruknya tatkala Kita dihadapkan pada suatu keputusan yang Kita ambil sendiri tanpa dipikirkan dulu dampak yang akan orang lain rasakan terlebih lagi teman ataupun sahabat.

10. Manner

Punya etika, pandai menempatkan diri mana harus sopan santun apabila berhadapan dengan yang lebih tua dari hal yang paling kecil misalnya Kita jarang mengucapkan terima kasih apabila Kita telah mendapatkan sesuatu dari orang lain. Mungkin bagi sebagian orang tidak mempermasalahkan akan hal ini. Tapi di sisi lain banyak orang yang berharap mendapatkan sebuah ucapan terima kasih. Selain perasaan senang apabila terdengar ucapan tersebut orang itu juga pasti merasa wah orang ini sopan sekali. Otomatis orang lain juga akan merasa segan terhadap Kita dan bukan tidak mungkin kalau Kita membutuhkannya orang tersebut dapat dengan mudah membantu Kita.

SELAMAT MENCOBA

TUGAS RISET AKUNTANSI 2

RISET AKUNTANSI (RESUME 2) JAKA ARIA/20207596/3EB08

Judul Penulisan : ANALISIS HUBUNGAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM ANTARA PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. dan PT. SEMEN CIBINONG Tbk. PERIODE 1998-2002
pPNama Penulis : Verawaty Kaban
Referensi : Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara


RESUME


Dalam skripsi ini penulis menggunakan rasio profitabilitas, Earning Per Share, dan Price Earning Ratio untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan dengan harga saham. Berdasarkan perhitungan dan analisis yang telah dilakukan pada PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dan PT Semen Cibinong Tbk. untuk periode 1998-2002, dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan yang terdiri dari rasio profitabilitas, Earning Per Share, Price Earning Ratio memiliki hubungan dengan harga saham. Hanya saja untuk Earning Per Share, baik untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dan PT Semen Cibinong Tbk hubungannya tidak searah, yaitu kenaikan EPS akan diikuti oleh penurunan harga saham dan penurunan EPS akan diikuti oleh kenaikan harga saham. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi yang dihasilkan oleh kedua perusahaan tersebut.
Akan tetapi hal ini bukan disebabkan oleh kinerja perusahaan yang kurang baik saja, tetapi lebih dikarenakan oleh situasi perekonomian yang kurang baik, yaitu melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada akhir tahun 2000 yang mengakibatkan kedua perusahaan tersebut mengalami rugi selisih kurs yang sangat besar.
Adapun nilai koefisien korelasi pada PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. yaitu untuk Rasio Profitabilitas sebesar 0,14 ; Earning Per Share sebesar –0,217 ; dan Price Earning Ratio yang dihasilkan sebesar 0,45.
Sedangkan pada PT Semen Cibinong Tbk. nilai koefisien korelasi untuk Rasio Profitabilitas sebesar 0,12 ; Earning Per Share sebesar –0,27 ; dan Price Earning Ratio yang dihasilkan sebesar 0,55.
1. Berdasarkan nilai koefisein korelasinya, maka untuk Rasio Profitabilitas menghasilkan hubungan yang positf namun lemah terhadap harga saham, baik untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. maupun untuk PT Semen Cibinong Tbk. Hubungan yang positif mengandung arti apabila Rasio Profitabilitas mengalami kenaikan maka harga saham juga akan mengalami kenaikan, begitu pula sebaliknya apabila Rasio Profitabilita mengalami penurunan, maka harga saham juga akan mengalami penurunan. Sedangkan hubungan yang lemah mengandung arti bahwa kenaikan Rasio Profitabilitas akan mengakibatkan kenaikan harga saham pula, akan tetapi kenaikan harga sahamnya tidak sebesar dengan kenaikan yang terjadi pada Rasio Profitabilitasnya, begitu pula sebaliknya penurunan Rasio Profitabilitas akan mengakibatkan penurunan harga saham, akan tetapi penurunannya tidak sebesar dengan penurunan Rasio Profitabilitasnya.
Untuk Earning Per Share (EPS) menghasilkan hubungan yang negatif dan lemah terhadap harga saham, baik untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. maupun untuk PT Semen Cibinong Tbk. Hubungan yang negatif mengandung arti kenaikan EPS akan mengakibatkan penurunan harga saham, sedangkan penurunan EPS akan mengakibatkan kenaikan pada harga saham. Sedangkan hubungan yang lemah mengandung arti apabila EPS mengalami kenaikan maka harga saham akan mengalami penurunan akan tetapi penurunannya tidak sebesar kenaikan EPS-nya, begitu pula sebaliknya penurunan EPS akan mengakibatkan kenaikan harga saham, hanya saja kenaikan harga saham tersebut tidak sebesar penurunan EPS-nya.
Sedangkan untuk Price Earning Ratio (PER) yang dihasilkan menghasilkan hubungan yang positif dan cukup kuat terhadap harga saham untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., dan menghasilkan hubungan yang positif dan kuat untuk PT Semen Cibinong Tbk. Hubungan yang positif mengandung arti apabila PER mengalami kenaikan maka harga saham juga akan mengalami kenaikan, sedangkan apabila PER mengalami penurunan maka harga saham juga akan mengalami penurunan. Sedangkan hubungan yang cukup kuat atau kuat mengandung arti apabila PER mengalami kenaikan yang cukup besar maka harga saham juga akan mengalami kenaikan yang cukup besar pula, begitu pula sebaliknya apabila PER mengalami penurunan yang cukup besar maka harga saham akan mengalami penurunan yang cukup besar pula.
2. Berdasarkan nilai koefisien penentu atau kontribusi rasio yang dihasilkan oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dan PT Semen Cibinong Tbk. dapat disimpulkan bahwa Rasio Profitabilitas, Earning Per Share, dan Price Earning Ratio memiliki pengaruh terhadap harga saham, hanya saja kontribusi Rasio Profitabilitas, EPS dan PER tidak terlalu besar terhadap harga saham.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien penentu yang dihasilkan oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. untuk Rasio Profitabilitas koefisien penentu yang dihasilkan sebesar 1,96 % ; Earning Per Share sebesar 4,71 % ; dan Price Earning Ratio sebesar 20,25 %.
Sedangkan untuk PT Semen Cibinong Tbk. koefisien penentu yang dihasilkan untuk Rasio Profitabilitas sebesar 1,44 % ; Earning Per Share sebesar 7,29 % ; dan untuk Price Earning Ratio kontribusi terhadap harga saham yang dihasilkan sebesar 30,25 %.
3. Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan, diketahui bahwa untuk Rasio Profitabilitas baik untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. maupun untuk PT Semen Cibinong Tbk. berada pada daerah penerimaan H0, sehingga H0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara Rasio Profitabilitas dengan harga saham.
Berdasarkan uji hipotesis untuk Earning Per Share, baik yang terjadi pada PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. maupun PT Semen Cibinong Tbk. berada pada daerah penerimaan H0, sehingga H0 diterima dan Ha ditolak. H0 diterima berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara Earning Per Share terhadap harga saham.
Dan berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan terhadap Price Earning Ratio, baik untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. maupun untuk PT Semen Cibinong Tbk. menunjukkan bahwa Price Earning Ratio berada pada daerah penerimaan H0, sehingga H0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara Price Earning Ratio dengan harga saham.


Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mencoba memberikan saran sebatas pengetahuan penulis, sebagai berikut :
1. Berdasarkan penelitian pada koefisien korelasi, Koefisien Penentu (KP) dan uji hipotesis yang telah dilakukan pada kedua perusahaan tersebut meskipun harga saham tidak ada hubungan yang signifikan antara kinerja perusahaan, akan tetapi kedua perusahaan tersebut diharapkan memberikan kinerja keuangan yang lebih baik di masa yang akan datang, terutama untuk mengantisipasi kerugian dari selisih kurs melalui hedging ataupun antisipasi lainnya, sehingga walaupun untuk periode 1998-2002 investor tidak terpengaruh oleh kinerja keuangan kedua perusahaan, karena menyadari keadaan ekonomi yang kurang menguntungkan akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika terutama pada akhir tahun 2000, yang mengakibatkan kedua perusahaan tersebut menderita kerugian selisih kurs yang sangat besar.
2. Bagi para investor, untuk menanamkan dana mereka dalam bentuk saham hendaknya memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham sebagai bahan pertimbangan bagi keputusan investasinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham perusahaan adalah kinerja keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Selain kinerja keuangan perusahaan sebaiknya investor juga memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi harga saham, seperti tingkat suku bunga, kebijakan moneter dan fiskal, situasi perekonomian, keadaan politik nasional, dan situasi bisnis internasional.

TUGAS RISET AKUNTANSI

RISET AKUNTANSI ABSTRAKSI 2 JAKA ARIA/20207596/3EB08

Judul Penulisan : PENGARUH PERBEDAAN ANTARA LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Nama Penulis : Sonya Erna Ginting
Referensi : Jurnal, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatra Utara, 2009
Komponen : 1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Laba
2.2 Laba Akuntansi dan Laba Fiskal
2.3 Perbedaan antara Laba Akuntansi dan Laba Fiskal
a. Perbedaan Tetap
b. Perbedaan Sementara
2.4 Penyebab Perbedaan
2.5 Persistensi Laba Akuntansi
2.6 Kerangka Konseptual
2.7 Hipotesis
3. METODE PENELITIAN
4. METODE ANALISIS DATA
4.1 Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
b. Uji Multikolinieritas
c. Uji Heteroskedastisitas
d. Uji Autokorelasi
4.2 Pengujian Hipotesis
a. Persamaan Regresi
1. Model 1 (Regresi Sederhana)
2. Model 2 (Regresi Berganda)
4.3 Pembahasan
5. KESIMPULAN DAN SARAN



ABSTRAKSI



Penelitian ini menganalisis perbedaan peran buku pajak dalam menunjukkan persistensi laba satu periode ke depan dalam perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indonesian Exchange (IDX) Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2005 hingga 2007. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dari setiap perusahaan, lama tidak terpublikasikan melalui www.idx.co.id, metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan regresi berganda. Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adlah laba sebelum pajak penghasilan suatu periode depan sebagai Y dan laba sebelum pajak di periode sebagai X. Penelitian ini juga menggunakan differents buku hasil pajak sebagai moderator variabel. Penelitian ini menyimpulkan bahwa buku perbedaan pajak telah negatif signifikan terhadap laba sebelum pajak penghasilan satu periode ke depan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang besar (positif atau negatif) buku pajak perbedaan yang memiliki pendapatan yang kurang persisten dibanding perusahaan dengan perbedaan buku pajak kecil.
Kata kunci: persistensi laba, laba sebelum pajak satu periode ke depan, regresi berganda, variabel moderating.

TUGAS RISET AKUNTANSI 2

RISET AKUNTANSI (RESUME 1)JAKA ARIA/20207596/3EB08

Judul Penulisan : PENGARUH PENERAPAN SELF ASESSMENT SYSTEM TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN PADA KPP DKI JAKARTA KHUSUSNYA JAKARTA PUSAT
Nama Penulis : Atika Irmawati Lestari Rambe
Referensi : Penulisan Ilmiah, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Gunadarma, 2009

RESUME

Di Indonesia salah satu penerimaan negara yang sangat penting serta bertujuan untuk meningatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat adalah pajak. Sektor pajak dianggap pilihan yang tepat karena jumlahnya relatif stabil dan masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif dalam pembiayaan pembangunan. Di samping untuk meningkatkan penerimaan negara, pajak juga bertujuan untuk menumbuhkan dan membina kesadaran serta tanggung jawab warga negara, karena pada dasarnya pembayaran pajak merupakan pewujudan pengabdian dan peran serta warga negara dalam membiayai keperluan pembangunan sosial. Bagi sektor publik, pajak akan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara baik rutin maupun pembangunan, sedangkan bagi sektor privat, pajak dipandang sebagai beban. Pungutan pajak memang mengurangi penghasilan tiap individu secara pribadi maupun suatu badan, namun sebaliknya adalah merupakan penghasilan masyarakat yang dikembalikan lagi kepada masyarakat.
Pemerintah mengeluarkan beberapa peraturan perundang-undangan khususnya undang-undang perpajakan. Salah satunya adalah undang-undang mengenai pajak penghasilan yang telah beberapa kali dirubah. Sesuai perkembangan ekonomi dan masyarakat yang terus menerus dan dalam rangka memberikan rasa keadilan dan meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak, pada tahun 2000 pemerintah mengadakan perubahan terhadap undang-undang perpajakan yang dibuat pada tahun 1983 yang salah satunya mengenai pajak penghasilan menjadi Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 mengenai perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1994. Bahkan sistem perpajakan yang semula official assesment pun diubah menjadi self assesment. Sistem ini mengharuskan Wajib Pajak baik itu orang pribadi maupun badan harus menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak penghasilan yang terutang (PPh)nya masing-masing ke Kantor Pelayanan Pajak di tiap-tiap daerah dalam bentuk formulir SPT Masa atau SPT Tahunan.
Setiap perusahaan pada akhir periode akuntansi akan membuat laporan keuangan, yang terdiri dari neraca, laba rugi, perubahan modal, dan arus kas. Laporan Keuangan adalah data dan informasi keuangan Wajib Pajak yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa , berupa neraca dan laporan laba rugi. Penyusunan laporan keuangan ini merupakan tahap terakhir dalam proses akuntansi. Laporan keuangan harus memenuhi beberapa syarat yaitu relevan, dapat dimengerti, dapat diuji, dapat dibandingkan, dapat dipercaya, lengkap, penyampaiannya tepat waktu, akurat, dan objektif.
Laporan laba rugi merupakan salah satu dari laporan keuangan yang harus dihasilkan dari penyelenggaraan sistem akuntansi, baik yang diselenggarakan berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang perpajakan maupun yang berdasarkan pada ketentuan yang ditetapkan dalam prinsip akuntansi komersial. Konsep penghasilan dan beban berdasarkan norma perpajakan dan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia tidaklah sama. Salah satu faktor yang menyebabkan adanya perbedaan di antara kedua disiplin akuntansi tersebut yang tampak lebih mendasar adalah pendekatan yang digunakan di dalam mendefinisikan elemen-elemen laporan keuangan tersebut. Pada akuntansi keuangan komersial menggunakan pendekatan aktiva-kewajiban sedangkan pada perpajakan menggunakan pendekatan pendapatan-beban. Kendati tidak saling bertentangan, dalam beberapa hal harus diakui memang berbeda, sehingga laporan laba rugi yang dihasilkan oleh kedua disiplin akuntansi tersebut juga berbeda.
Dalam penulisan ilmiah ini penulis menggunakan SPT Badan Diterima, WP
Badan Terdaftar dan WP Badan Efektif untuk mengetahui pengaruh tingkat kepatuhan terhadap Realisasi. Berdasarkan perhitungan dan analisis mengenai korelasi yang telah dilakukan pada KKP DKI Jakarta khususnya Jakarta Pusat untuk periode 2003-2007, dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan yang terdiri dari SPT Badan Diterima, WP Badan Terdaftar dan WP Badan Efektif memiliki hubungan dengan Realisasi. Tetapi pada SPT Badan Diterima dan WP Badan Terdaftar hubungan yang terjadi cukup besar, karena koefisien korelasi yang dihasilkan untuk SPT Badan Diterima sebesar 0,486 dan koefisien korelasi yang dihasilkan pada WP Badan Terdaftar sebesar 0,4. Sedangkan untuk WP Badan Efektif menghasilkan nilai korelasi sebesar 0,232 sehingga hubungan yang terjadi cukup kuat berarti kenaikan SPT Badan Diterima yang cukup besar akan diikuti oleh kenaikan Realisasi yang cukup besar pula.
Dan berdasarkan uji hipotesis mengenai korelasi yang telah dilakukan,diketahui bahwa untuk SPT Badan Diterima, WP Badan Terdaftar dan WP badan Efektif berada pada daerah penerima H0. Yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara SPT Badan Diterima (X1), WP Badan Terdaftar (X2), dan WP Badan Efektif (X3) dengan Realisasi (Y) pada KKP DKI Jakarta khususnya Jakarta Pusat untuk periode 2003-2007.
1. Dalam analisis perhitungan regresi berganda yang telah dilakukan pada KPP DKI Jakarta khususnya Jakarta Pusat periode 2003-2007 pada pengujian koefisien regresi dapat disimpulkan bahwa F hitung yang diperoleh sebesar 7,694 dengan P = 0,000. Oleh karena P > 0,05 maka H0 diterima yang berarti ada pengaruh secara signifikan antara variabel bebas yaitu SPT Badan Diterima (X1), WP Badan Terdaftar (X2), dan WP Badan Efektif (X3) terhadap Realisasi pada KPP DKI Jakarta Pusat.
Untuk pengujian koefisien regresi secara parsial yang dihasilkan dapat disimpulkan bahwa pada SPT Badan Diterima memiliki nilai probabilitas sebesar P = 0,289 > 0,05 dan WP Badan Efektif memiliki nilai probabilitas sebesar 0,425 > 0,05 sehingga kedua variabel tersebut berada didaerah penerimaan H0 yang berarti SPT Badan Diterima dan WP Badan Efektif tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham. Sedangkan pada WP Badan Terdaftar memiliki nilai probabilitas sebesar P = 0,005 < 0,05 sehingga berada di daerah penolakan H0 yang berarti bahwa WP Badan Terdaftar terhadap harga saham.

Setelah melakukan penelitian dan menganalisis data penelitian serta menyimpulkan data-data yang diperoleh, maka penulis mengajukan beberapa saran yaitu:
1. Saran Teoritis
Bagi para peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis, hendaknya melakukan tinjauan penelitian terhadap faktor lain seperti, tingkat kepatuhan wajib pajak badan dalam ketetapan menyampaikan SPT nya kepada KPP karena tingkat kepatuhan juga bisa diukur dari tepatnya Wajib Pajak badan menyampaikan SPT sesuai dengan ketetapan yang berlaku. Sehingga dapat memberi tambahan bagi khasanah perkembangan ilmu akuntansi.
2. Saran Praktis
Tingkat kepatuhan diri dapat dari berbagai faktor hal tersebut perlu di perhatikan agar Wajib Pajak badan dapat lebih patuh untuk membayaran tunggakan pajak yang dikenakan terhadap Wajib Pajak tersebut sehingga apa yang sudah ada saat ini menjadi lebih baik lagi.
Disarankan bagi Direktorat Jendral Pajak dan kantor Pelayanan Pajak hendaknya membantu dalam menginformasi hal-hal yang berkaitan dengan pajak sehingga Wajib Pajak mengetahui informasi tersebut secara cepat, tepat, dan efisien. Sehingga semua Wajib Pajak yang terdaftar bisa tepat waktu menyampaikan SPTnya kepada kantor pelayanan pajak setempat dan yang belum terdaftar sebagai Wajib Pajak bisa secepatnya untuk mendaftar.

TUGAS RISET AKUNTANSI

RISET AKUNTANSI (ABSTRAKSI 1)JAKA ARIA/20207596/3EB08

Judul Penulisan : ANALISIS PERBEDAAN LAPORAN LABA RUGI MENGGUNAKAN REKONSILIASI (KOREKSI) PADA PT QUADRAT VISI KOMUNIKA
Nama Penulis : Yogi Dwi Hartantyo
Referensi : Penulisan Ilmiah, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2007



ABSTRAKSI



Di Indonesia salah satu penerimaan negara yang sangat penting serta bertujuan untuk meningatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat adalah pajak. Sektor pajak dianggap pilihan yang tepat karena jumlahnya relatif stabil dan masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif dalam pembiayaan pembangunan. Di samping untuk meningkatkan penerimaan negara, pajak juga bertujuan untuk menumbuhkan dan membina kesadaran serta tanggung jawab warga negara, karena pada dasarnya pembayaran pajak merupakan pewujudan pengabdian dan peran serta warga negara dalam membiayai keperluan pembangunan sosial. Bagi sektor publik, pajak akan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara baik rutin maupun pembangunan, sedangkan bagi sektor privat, pajak dipandang sebagai beban. Pungutan pajak memang mengurangi penghasilan tiap individu secara pribadi maupun suatu badan, namun sebaliknya adalah merupakan penghasilan masyarakat yang dikembalikan lagi kepada masyarakat.
Pemerintah mengeluarkan beberapa peraturan perundang-undangan khususnya undang-undang perpajakan. Salah satunya adalah undang-undang mengenai pajak penghasilan yang telah beberapa kali dirubah. Sesuai perkembangan ekonomi dan masyarakat yang terus menerus dan dalam rangka memberikan rasa keadilan dan meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak, pada tahun 2000 pemerintah mengadakan perubahan terhadap undang-undang perpajakan yang dibuat pada tahun 1983 yang salah satunya mengenai pajak penghasilan menjadi Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 mengenai perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1994. Bahkan sistem perpajakan yang semula official assesment pun diubah menjadi self assesment. Sistem ini mengharuskan Wajib Pajak baik itu orang pribadi maupun badan harus menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak penghasilan yang terutang (PPh)nya masing-masing ke Kantor Pelayanan Pajak di tiap-tiap daerah dalam bentuk formulir SPT Masa atau SPT Tahunan.
Laporan Laba Rugi merupakan salah satu laporan keuangan yang harus dihasilkan dari penyelenggaraan sistem akuntansi dan/atau pembukuan, baik yang diselenggarakan berdasar atau sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Perpajakan maupun yang berdasar pada ketentuan yang ditetapkan di dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Walaupun tidak saling bertentangan dalam konsep dasar, prinsip, metode, atau ketentuan yang berlaku dalam disiplin akuntansi komersial dan akuntansi perpajakan, dalam beberapa hal harus diakui memang berbeda, sehingga sudah sepantasnya apabila Laporan Laba Rugi yang dihasilkan oleh kedua disiplin akuntansi tersebut juga berbeda.
Salah satu faktor yang menyebabkan adanya perbedaan di antara kedua disiplin akuntansi tersebut adalah sudut pandang terhadap saling hubungan antara kedua laporan keuangan tersebut dan pendekatan yang digunakan dalam mendefinisikan elemen-elemen laporan keuangan. Untuk itu perlu dilakukan rekonsiliasi (koreksi).
Baik Undang-Undang Perpajakan maupun Standar Akuntansi Keuangan tidak menyarankan apalagi mengharuskan perusahaan atau Wajib Pajak menyelenggarakan dua sistem pembukuan. Agar semua kebutuhan dapat terpenuhi, pembukuan untuk akuntansi komersial dapat disajikan laporan keuangan yang disusun berdasarkan SAK, sedangkan untuk akuntansi perpajakan dapat disajikan laporan keuangan yang disusun berdasarkan ketentuan perpajakan yang dihasilkan dengan rekonsiliasi (koreksi) laporan keuangan komersial.

MENGAIL BERKAH PRODUK SYARIAH

Riset Akuntansi

1. Hasil Penelitian Akuntansi
Judul : MENGAIL BERKAH PRODUK SYARIAH
Penulis : Prananda Herdiawan, Salim Shahab, dan
Achmad Adhito Hatanto
Waktu Penerbitan : 24 September 2003
Nama Majalah : Warta Ekonomi
Lembaga Penerbit : PT. OBOR SARANA UTAMA
Volume & Nomor Majalah : No. 19 / XV / 24 September 2003
Hal. 44-46, Hal. 48, dan Hal. 50

2. Komponen-komponen (urutan) dalam hasil penelitian akuntansi ini :
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Kajian Penulis
1.3 Pendapat Para Ahli
2. PEMBAHASAN
2.1 Tumbuh Lebih Besar
2.2 Ciri Ekonomi Pasar
2.3 Kinerja Produk Syariah
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Produk Syariah

3. Jurnal ini merupakan Basic Research atau Riset Metode
Ilmiah / Saintifik





MENGAIL BERKAH
PRODUK SYARIAH

Produk investasi syariah terbukti memberikan hasil lebih menarik ketimbang produk konvensional. Saat suku bunga jeblok, ada yang memberikan potensi keuntungan per tahun. Cuma, hati-hati, prinsip bagi hasil lebih beresiko. Tren pertumbuhan lembaga keuangan syariah juga berdampak pada makin banyaknya ragam produk investasi. Perbankan syariah memiliki tiga produk, yakni tabungan, deposito, dan giro. Perbedaan prinsipnya terletak pada mekanisme pembagian keuntungan dan model pengelolaan dana. Di bank konvensional, nasabah memperoleh keuntungan secara pasti berdasarkan tingkat suku bunga yang dijanjikan. Adapun model pembagian keuntungan di bank syariah memakai prinsip mudharabah (bagi hasil). Untuk pembagian porsi keuntungan (nisbah), di masing-masing bank berbeda. Cuma umumnya bagian nasabah selalu lebih tinggi ketimbang bank.
Pada prinsipnya, konsep syariah bertujuan membangun pola ekonomi yang lebih berkeadilan, termasuk dalam menari keuntungandan berbagi resiko.Berpijak pada prinsip tersebut, pembuktain bahwa investasi syariah memang menguntungkan menjadi penting. Dan ini sebenarnya tidak sulit. Sebab saat suku bunga makin turun, prinsip bagi hasil biasanya memberikan keuntungan yang lebih baik. Teorinya, jika tingkat suku bunga makin jeblok, investasi ke sektor riil biasanya lebih menarik. Prinsip bagi hasil sebenarnya adalah bentuk lain dari investasi langsung karena masing-masing pihak memikul tingkat resiko yang seimbang. Contohnya,saat bank gagal mengantongi untung dari investasinya, nasabah turut menanggung resiko berupa investasinya tidak tumbuh. Prinsip yang sama berlaku sebalikny. Konsep inilah yang secara sederhana membedakannya dengan produk investasi bank konvensional.
Perkembangan bank syariah selama ini banyak mengandalkan simbol-simbol keagamaan. Padahal, diasadari atau tidak, simbol-simbol tersebut justru membelenggu perkembangan bak syariah itu sendiri. Menilik modelnya, investasi syariah mempunyai resiko yang lebih tinggi. Konsep bagi hasil tak mampu memberikan patokan tingkat penghasilan yang pasti. Ketergantungan terhadap kepiawaian pengelola dana menjadi sangat tinggi. Bisa atau tidaknya pihak yang mengelola dana akan sangat berdampak pada hasil yang bisa diperoleh investor. Contohnya, ketika kinerja bank syariah jeblok, deposito nasabah juga tidak berkembang. Resiko inilah yang tidak dipikul deposan bank konvensional, sehingga kendati bank mengalami kerugian, investasi yang ditanam bisa tetap tumbuh. Ini nilai tambah produk konvensional dibanding produk investasi syariah. Cuma sebenarnya salah besar jika konsep investasi syariah dianggap ekslusif. Pada prakteknya, antara investasi syariah dan konvensional, perbedaannya Cuma pada model pengelolaannya yang berpijak pada norma-norma dan etika islami. Salah satu prinsip investasi syariah ridho atau tanpa paksaan, yang juga ciri ekonomi pasar. Kedua, adil, ketiga transaksinya berpijak pada kegiatan produksi dan jasa yang tidak dilarang oleh islam, termasuk bebas manipulasi, spekulasi, dan riba. Maslah ini sampia sekaang masih diperdebatkan. “Jadi tujuannya untuk menciptakan dan mencapai tata ekonomi yang lebih beretika.”, kata Zainul Arifin, pakar ekonomi syariah.
Menurut Zainul, kontroversi produk investasi syariah sebenarnya mengerucut pada larangan boleh tidaknya memperoleh hasil bunga. Masalah ini sampai sekarang masih ramai diperdebatkan. Padahal, menurut dia, pengertian riba tidak cuma terbatas pada hasil bunga. Riba juga timbul dari praktek utang piutang dan perdagangan. Contohnya, sale and lease back dan short selling yang cenderung spekulasi. “Pada dasarnya kami tidak boleh memperjualbelikan sesuatu yang belum tentu ada, dan mungkin saja tidak terjadi.”, kata Zainul.
Sementara itu, di asuransi perbedaannya terletak pada model pengelolaan resiko.Di asuransi konvensional resiko dipindahkan dari klien ke perusahaan. Adapun di asuransi syariah resiko tersebut ditanggung bersama-sama. “Jadi, resiko tidak menjadi beban perusahaan, namun tanggungan bersama.”, kata Agus Haryadi, PresDir PT Asuransi Takaful Keluarga. Dengan model seperti itu, kata Agus, dana peserta dibagi menjadi dua: dana investasi dan dana kumpulan peserta (tabarru’). Dana investasi murni menjadi hak peserta, sedangkan tabarru’ merupakan penyisihan dari premi yang memang diikhlaskan untuk menjadi dana bersama. Dana inilah yang digunakan utnk membayar klaim.
Seluruh dana tersebut kemudian dikelola oleh pihak asuransi ke berbagai bentuk investasi. Disinilah nilai tambah asuransi syariah ketimbang konvensional. Pasalnya, ada garis tegas yang memisahkan dana pemegang saham dengan dana peserta. Dana peserta ini kemudian diinvestasikan. Setelah dipotong biaya usaha, hasilnya akan dibagi berdasarkan kesepakatan awal. Cuma umumnya, porsi untuk peserta lebih besar ketimbang yang diperoleh pihak asuransi.
Kendati model investasi syariah berkembang pesat, produk investasinya masih sedikit. Oleh sebab itu, memperbanyak ragam produk menjadi tantang terberat. Ini juga harus dibarengi dengan peubahan strategi pemasaran. Pola pikir yang mengedepankan simbol-simbol harus ditinggalkan. Akan lebih efektif jika lembaga keuangan syariah menonjolkan hal-hal yang lebih rasional dan universal. Sebab jika mau jujur, kebanyakan masyarakat indonesia tidak termasuk golongan loyalitas syariah. Sebagian besar adalah pasar rasional yang mengutamakan untung-rugi dari setiap langkah investasi. Oleh karena itu, memberikan bagi hasil yang menarik dan menawarkan kemudahan serta keungggulan layanan menjadi lebih menarik.

OPHIUCUS, ZODIAK KE-13


“G
ebetanmu menunggu reaksimu. Jaim terus-terusan? Wah bisa bisa bikin dia mundur teratur lo.” Itu tadi sekuel ramalan Taurus minggu ini yang dimuat di sebuah majalah. Percaya enggak sih dengan yang namanya ramalan bintang?
Ramalan bintang yang sering kita percayai itu sebenarnya berasal dari sekelompok bintang atau yang lebih sering disebut dengan rasi bintang. Gerakan benda-benda tata surya, yang menyebabkan gerak semu bintang itu, dihubungkan ddengan nasib manusia. Jumlah rasi bintang di tata surya mencapai 88. Namun yang kita kenal dan digunakan dalam ramalan zodiak hanya 12, yaitu rasi bintang yang memotong garis ekliptika bumi. Zodiak yang kita dapatkan ketika lahir ditentukan dari rasi bintang yang saat itu berada paling dekat dengan matahati. Berhubung ramalan zodiak didasarkan pada rasi bintang, banyak orang masih menghubung-hubungkan astronomi dengan astrologi. Padahal, keduanya mempunyai prinsip yang berbeda. Astrologi adalah ilmu tradisi yang mempelajari hubungan antara kejadian di bumi, posisi, dan pergerakan benda-benda langit. Ilmu ini berkembang sudah sejak sekitar 4000 tahun lalu dimulai dari Mesopotamia, negeri di Timur Tengah, lalu berkembang di Eropa, Amerika, serta Asia. Pakar astrologi dinamakan astrolog. Astrolog yang cukup tersohor adalah Nostradamus dari Perancis yang terkenal dengan bukunya yang berjudul Centuries berisi tentang Ramalan Nostradamus.
Adapun astronomi, ilmu yang mempelajari alam semesta dan benda-benda langit didasarkan pada metode serta perhitungan ilmiah. Perhitungan ini berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran dengan ketelitian tinggi menggunakan alat-alat observasi yang canggih seperti teleskop, satelit, dan pengiriman pesawat angkasa serta pengolahan data menggunakan komputer. Jadi, pergerakan benda langit bisa diperkirakan pasti, baik untuk kondisi masa lalu ataupun masa datang. Rasi bintang itu sendiri pada hakikatnya adalah sekelompok bintang yang tampak berhubungan, membentuk konigurasi khusus. Oleh orang-orang Babilona kuno, konfigurasi itu kemudian dihubungkan dengan garis khayal dan membuat rasi bintang itu membentuk simbol tertentu. Sebenarnya, rasi bintang yang ada di ekliptika bumi kita ini berjumlah 13. Namun, rasi bintang yang digunakan dalam dunia ramal-meramal hanya 12.
Maklum, astrologi muncul pada zaman Babilonia atau 2000 SM yang pada saat itu baru ada 12 rasi bintang di garis ekliptika bumi. Nah, rasi bintang ketiga belas ini baru muncul pada 2006 sehingga para ahli nujum kuno Babilonia tidak memasukannya ke daftar rasi bintang zodiak kuno. Yup, ada zodiak yang baru nongol di galaksi kita. Rasi bintang ini bernama Ophiuchus. Ophiuchus terdiri dari gugusan bintangyang berbentuk pawang ular dan berkisar 29 November-18 Desember. Nah lo, harusnya kan tanggal-tanggal tersebut masih berada dibawah naungan Sagitarius kan? Jadi, semua itu sebenarnya disebabkan oleh presesi bumi. Seiring dengan berjalannya waktu dari tahun ke tahun dan dari abad ke abad berikutnya terjadi pergeseran terhadap titik Aries (Ekuinox) yang menjadi acuan awal durasi zodiak ini.
Daftar susunan zodiak baru adalah :
1. Capricorn \ kambing laut ( 21 Januari-16 Februari = 26 hari )
2. Aquarius \ pembawa air ( 16 Februari-11 Maret = 24 hari )
3. Pisces \ ikan ( 11 Maret-18 April = 38 hari )
4. Aries \ domba ( 18 April-13 Mei = 25 hari )
5. Taurus \ kerbau ( 13 Mei-22 Juni = 40 hari )
6. Gemini \ si kembar ( 22 Juni-21 Juli = 29 hari )
7. Cancer \ kepiting ( 21 Juli-10 Agustus = 20 hari )
8. Leo \ singa ( 10 Agustus-16 September = 45 hari )
9. Virgo \ gadis perawan ( 16 September-31 Oktober = 45 hari )
10. Libra \ timbangan ( 31 Oktober-23 November = 23 hari )
11. Scorpio \ kalajengking ( 23 November-29 November = 6 hari )
12. Ophiuchus \ pawang ular ( 29 November-18 Desember = 19 hari)
13. Sagitarius \ pemanah ( 18 Desember-21 Januari = 24 hari )

Astrolog memastikan zodiak baru ini akan masuk sistem penamaan bintang dan sisten zodiak modern yanng merujuk zodiak barat. Rasi bintang biasanya memakan waktu ratusan tahnu untuk bergeser kembali. Tapi, karena masih tergolong baru, para astrolog belum menemukan karakteristik serta peruntungan orang-orang yang lahir di kisaran tanggal tersebut. Jadi, masih percaya ramlan bintang?
(Tim ID SMA Negeri 5 Surabaya / M-4 dalam Media Indonesia. Identitas Tanpa Batas. Minggu, 10 Januari 2010)