Another Templates

TULISAN 2


Apakah Kita Siap Adopsi IFRS?


Adopsi IFRS dan perubahaan dari GAAP ke IFRS is now a global phenomenon that is rapidly gathering pace. Australia, Russia, the entire European Union, several countries in the Middle East and Africa, and others have decided on a wholesale, mandatory change to IFRS, while the US, South Africa, Singapore and Malaysia, to name but a few, are committed to local standards’ convergence with the international benchmark. Bagaimana dengan Indonesia, apakah kita akan confergence ke IFRS?, Or committed to our PSAK standard? plus simply "belum tahu"? It might be tempting to think “we can wait until IFRS are finalized”, but when will that be? The standards are always evolving, but the information requirements will remain the same and external pressures are climbing? Artikel yang sama juga saya post di situs yang baru dengan judul: Are We Ready For IFRS (Apakah Kita Siap dengan IFRS).


Perubahan Lingkungan Pelaporan Keuangan

Technology informasi yang berkembang pesat telah mengubah lingkungan pelaporan keuangan secara dramatis, mengurangi batasan jarak fisik dan mampu membuat informasi menjadi tersedia di seluruh dunia hanya dengan sekali pencet tombol (enter) dari sebuah computer di tengah perkebunan di desa terpencil. Kemajuan ini membawa jutaan investor (jika tidak milyaran) ke lantai pasar modal di seluruh penjuru dunia. Antusiasnya para investor tidak terhalangi oleh batasan negara, misalnya: Investor dari Amerika bisa dengan mudah ber-investasi di Eropa atau di Singapore atau bahkan di Indonesia, and vice versa.

“Information is the lifeblood of the capital markets” kata Sam DiPiazza dan Bob Eccles (PricewaterhouseCoopers CEO) pada bukunya: Building Public Trust.


Ke-efektif-an pasar dunia ini tergantung pada ke—tepat waktu—an dari informasi keuangan yang transparan, dapat dibandingkan dan relevan. Bukan hanya investor dan analyst yang membutuhkan informasi seperti ini, melainkan juga dibutuhkan oleh stakeholder lainnya (pekerja, suppliers, customers, institusi penyedia credit, bahkan pemerintah). Mereka (stakeholders) di jaman globalisasi ini bukan hanya sekedar ingin mengetahui informasi keuangan dari satu perusahaan saja, melainkan dari banyak perusahaan (jika bisa mungkin dari semua perusahaan) dari seluruh belahan dunia, untuk tujuan benchmarking, membandingkan antar industry vertical maupun horizontal. Benchmarking adalah sangat crucial jika mau competitive dalam global business di masa sekarang ini. Jika tidak, maka akan tergilas.

Pertanyaannya adalah bagimana kebutuhan ini bisa terpenuhi jika perusahaan-perusahaan masih memakai tata cara, bentuk dan prinsip pelaporan keuangan yang berbeda-beda?, Amerika memakai FASB dan US GAAP, Indonesia memakai PSAK-nya IAI, uni eropa memakai IAS dan IASB.

Itulah kira-kira yang melatar belakangi gaungnya adopsi IFRS belakangan ini.


Keuntungan (kelebihan) jika mengadopsi IFRS

Membuat perubahan ke IFRS, artinya anda sedang mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global, yang akan membuat perusahaan (business) anda bisa dimengerti oleh global market (pasar dunia). Thus, jika kinerja perusahaan anda memang memiliki nilai jual yang pantas, maka poptensi trade yang dihasilkan logikanya akan lebih bagus dibandingkan ketika perusahaan anda belum mengadopsi IFRS dalam pembuatan laporan keuangannya. The big-5 accounting firm mostly mengatakan bahwa banyak dari perusahaan-perusahaan yang telah mengadopsi IFRS mengalami kemajuan yang significant dalam rangka memenuhi maksud mereka memasuki pasar modal dunia (global).

PricewaterhouseCoopers dalam publikasinya “Making A change To IFRS” yang baru saja saya baca, mengatakan:

Financial reporting that is not easily understood by global users is unlikely to bring new business or capital to a company. This is why so many are either voluntarily changing to IFRS, or being required to by their governments. Communicating in one language to global stakeholders enhances confidence in the business and improves finance-raising capabilities. It also allows multinational groups to apply common accounting across their subsidiaries, which can improve internal communications, and the quality of management reporting and group decision-making. At the same time, IFRS can ease acquisitions and divestments through greater certainty and consistency of accounting interpretation. In increasingly competitive markets, IFRS allows companies to benchmark themselves against their peers worldwide, and allows investors and others to compare the company’s performance with competitors globally. Those companies that do not make themselves comparable (or can’t, because national laws stand in the way) will be at a disadvantage and their ability to attract capital and create value going forward will be undermined


Apakah berubah dan mengikuti IFRS a Big Deal?

Jika anda bermaksud atau sedang berusaha beralih ke IFRS, saya ucapkan goodluck, anda bukanlah sekedar berganti aturan akuntansi (accounting rules) semata. IFRS adalah sebuah “System Pengukuran Kinerja Baru”, a new primary GAAP yang harus di umumkan kepada semua pihak di perusahaan (organisasi) anda. Beralih ke IFRS artinya anda akan atau sedang “pola pikir pegawai accounting/keuangan dan bagian lain di perusahaan anda dalam bekerja. Ini akan membutuhkan “decesive shift” dalam “strategic management” perusahaan (organisasi) anda.


PricewaterhouseCoopers:

"Transition often affects many areas, including:

[-]. Product viability
[-]. Capital Instruments
[-]. Derivatives and hedging
[-]. Employee benefits

The list goes on: fair valuations, capital allocation, leasing, segment reporting, revenue recognition, impairment reviews, deferred taxation, cash flows, disclosures, borrowing arrangements and banking covenants
".

So kesimpulannya: beralih ke IFRS bukanlah sekedar pekerjaan mengganti angka-angka di laporan keuangan anda, tetapi mungkin akan mengubah pola pikir dan cara semua element di dalam perusahaan.


IFRS Vs GAAP; Principles—based Vs Rules

Although there has been much conjecture about the need to teach IFRS as a "principles-based" system versus teaching U.S. GAAP as a "rules-based" system, this may be more jargon than anything. In a 2003 Sarbanes-Oxley-mandated study, the sec said neither U.S. GAAP nor IFRS can be described as one or the other. Both have aspects of each” (Susan Schott Karr, Financial Executive; Morristown).

Sementara itu Munter dari KPMG mengatakan: “the distinction between IFRS and U.S. GAAP has more to do with industry guidance (IFRS has none) and application guidance (U.S. GAAP has more)”, seperti di lansir oleh wordsuite .com.


Tantangan Dari Corporate ke Campus

Bagi pengusaha pada umumnya, yang menjadi bahan pertimbangan apakah akan beralih ke IFRS atau tidak adalah “Apakah implementasi IFRS akan menghasilan incremental benefit atau tidak?”. Tetapi bagi perusahaan-perusahaan yang sudah go international, atau yang memiliki partner dari Uni Eropa, Australia dan Russia dan beberapa Middle East countries, tentu sudah tidak punya pilihan lain selain “mau tidak mau harus mulai berusaha menerapkan IFRS” dalam pelaporan keuangannya jika masih mau berpartner dengan mereka..

Perubahan tata cara pelaporan keuangan dari GAAP (atau PSAK atau lainnya) ke IFRS berdampak sangat luas. IFRS akan menjadi “kompetensi wajib-baru” bagi para pekerja accounting.

TULISAN 1


Akibat 'Kebuasan' iPad

Minggu, 18 Juli 2010 | 09:55 WIB


AP/Marcio Jose Sanchez

TEMPO Interaktif, Jakarta -Apple sungguh percaya diri dan berani menepuk dada. Perusahaan berlogo apel tergigit itu mendongkrak produksi iPad dengan memerintahkan pabrik rekanannya di Taiwan untuk meningkatkan produksi sebanyak 2,3-2,35 juta unit bulan ini.

Pasalnya, pada 22 Juni lalu, CEO Apple Steve Jobs sudah mengumumkan bahwa pihaknya akan memperluas pasar iPad ke sembilan negara lagi di dunia pada Juli. Perluasan pasar inilah yang diperkirakan bakal terus mendongkrak penjualan iPad.

Bisa jadi langkah itu masuk akal karena bulan Juni Apple sudah menjual 3 juta unit iPad, hanya 80 hari sejak debut tablet tipis itu pada April lalu. Analis memperkirakan sampai akhir tahun ini Apple akan berhasil menjual 6-10 juta unit iPad. Fantastis.

iPad yang dipesan didominasi iPad yang mendukung 3G dan Wi-Fi, bukan model pendukung Wi-Fi saja. Diperkirakan model ini justru akan lebih diminati ketimbang model Wi-Fi.

"Buasnya" Apple tak pelak membuat pemain lain mengambil ancang-ancang, khususnya penyedia perangkat pembaca buku digital. Memang harga iPad yang berkisar US$ 499 itu terbilang mahal. Namun keunggulan iPad di sektor resolusi layar serta kemampuan memutar video dan mengakses Internet telah menjadi daya pikat tersendiri.

Pada akhirnya, telah terjadi perang harga yang sangat panas di pasar pembaca buku digital. Perusahaan asal Jepang, Sony, menurunkan harga Sony E-Reader, perangkat pembaca buku elektronik. Harganya dipangkas jadi US$ 299,99 dari US$ 349,99.

Harga E-Reader akan mendekati Amazon Kindle DX, pembaca buku digital buatan Amazon yang paling mahal. Kindle DX dibanderol US$ 379 dari sebelumnya US$ 489.

Kindle versi paling murah juga diturunkan harganya menjadi US$ 189. Alhasil, ia bersaing ketat dengan Sony Touch Edition, yang menjadi US$ 169,99 dari sebelumnya US$ 249,99, atau E-Reader Pocket Edition, yang turun harga menjadi US$ 149,99 dari US$ 169,99.

Barnes & Noble juga begitu. Perusahaan itu menurunkan harga Nook menjadi US$ 199.

Semuanya khawatir iPad akan menggerus pasar masing-masing. Saat ini pasar pembaca buku digital masih dikuasai Amazon dengan 60-65 persen pangsa pasar. Disusul Sony dengan 30-35 persen.

Sedangkan di pasar tablet, pasar yang sebenarnya bagi iPad pelan-pelan mulai menggeliat. HP, yang telah mengakuisisi Palm, mempersiapkan tablet dengan sistem operasi buatan Palm, webOS. Demikian pula LG, yang akan menembus pasar tablet dengan sistem operasi Android versi 2.2 akhir tahun ini.

LG sudah memamerkan prototipe tabletnya, UX10, di Computex 2010 di Taipei, Taiwan, pada Juni lalu. Ia memakai layar sentuh berukuran 10,1 inci dengan prosesor Intel Atom Z530 dan RAM 1 gigabita. Ia juga dilengkapi kamera 1,4 megapiksel, slot kartu memori eksternal, output HDMI, dan hard disk 120 gigabita.

Tak mau kalah, vendor asal Cina, Huawei, melakukan hal yang sama. Perusahaan ini mempersiapkan tablet S7 yang bekerja dengan sistem operasi Android. Namun ukuran layarnya hanya 7 inci.

Adapun hasil akuisisi HP terhadap Palm akan melahirkan tablet Slate, yang sebelumnya akan memakai sistem operasi Windows 7, sebagaimana yang dipamerkan di International Consumer Electronics Show pada Januari lalu. Namun rencana itu buyar dan kabarnya Slate akan memakai webOS.

DEDDY SINAGA | BERBAGAI SUMBER

TUGAS 3 STANDAR PROFESI AKUNTAN PUBLIK

STANDAR PROFESI AKUNTAN PUBLIK

Menurut Sukrisno Agoes (2004: 28), dalam Kongres ke VII IAI tahun 1994 telah disahkan Standar Profesional Akuntan Publik yang secara garis besar isinya sebagai berikut :

1. Uraian mengenai Standar Profesional Akuntan Publik;

2. Berbagai pernyataan standar yang telah diklasifikasikan;

3. Berbagai pernyataan standar prestasi yang telah diklasifikasikan; dan

4. Pernyataan jasa akuntansi dan review.

Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001 terdiri dari 5 standar, yakni :

1. Pernyataan Standar Auditing (PSA) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyaan Standar Auditing (IPSA);

2. Pernyataan Standar Atestasi (PSAT) yang dilengkapi dengan Interpretasi Standar Atestasi (IPSAT);

3. Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR) yang dilengkapi dengan Interpretasi Standar Jasa Akuntansi dan Review (IPSAR);

4. Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (PSJK) yang dilengkapi dengan Interpretasi Standar Jasa Konsultasi (IPSJK); dan

5. Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (IPSPM).

Menurut PSA No. 01 (SA Seksi 150), standar auditing berbeda dengan prosedur auditing. “Prosedur” berkaitan dengan tindakan yang harus dilakukan, sedangkan “Standar” berkaitan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja tindakan tersebut dan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai melalui penggunaan prosedur tersebut. Standar auditing mencakup mutu profesional, auditor dan pertimbangan (judgement) yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laoran audit. Terdapat sepuluh standar auditing yang telah ditetapkan oleh IAI sebagaimana pada Gambar berikut, yaitu :

Gambar

Hirarki Standar Auditing

Sumber : SPAP Per 1 Januari 2001 (IAI 2001 : 001.12)

Standar Umum :

1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor;

2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor;

3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

Standar Pekerjaan Lapangan :

1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya;

2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan;

3. Bukti Audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

Standar Pelaporan :

1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum di Indonesia;

2. Laporan auditor harus menunjukkan jika ada ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip kauntansi tersebut dalam periode sebelumnya;

3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor;

4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluuhan atas suatu asersi bahwa demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.