Another Templates

TUGAS3 AKUNTANSI INTERNASIONAL

AKUNTANSI INTERNASIONAL

MATERI

PERKEMBANGAN AKUNTANSI INTERNASIONAL

Sumber: Frederick D.S. Choi dan Gary K. Meek

Dalam buku

International Accounting

Akuntansi Internasional

Buku 1 Edisi 6

Penerbit Salemba Empat

Standar dan praktik akuntansi di setiap negara merupakan hasil dari interaksi yang kompleks di antara faktor ekonomi, sejarah, kelembagaan, dan budaya. Dapat diduga akan terjadinya perbedaan antar negara. Faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan akuntansi nasional juga membantu menjelaskan perbedaan akuntansi antas-bangsa.

Ada delapan faktor berikut ini yang memiliki pengaruh yang signifikan dalam perkembangan akuntansi. Tujuh faktor pertama berupa ekonomi, sejarah sosial, dan atau kelembagaan dan merupakan faktor yang sering disebutkan oleh para penulis akuntansi. Akhir-akhir ini, hubungan antara budaya ( faktor kedelapan berikut ini ) dan perkembangan akuntansi mulai digali lebih lanjut.

1. Sumber Pendanaan

Di negara-negara dengan pasar ekuitas yang kuat seperti Amerika Serikat dan Inggris, akuntansi memiliki fokus atas seberapa baik manajemen menjalankan perusahaan (profitabilitas) dan dirancang untuk membantu investor menganalisis arus kas masa depan dan resiko terkait. Pengungkapan dilakukan sangat lengkap untuk memenuhi ketentuan kepemilikan publik yang luas. Sebaliknya, dalam sistem berbasis kredit dimana bank merupakan sumber utama pendanaan, akuntansi memiliki fokus pada perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi yang konservatif dalam meminimumkan pembayaran dividen dan menjaga pendanaan yang mencukupi dalam rangka perlindungan bagi para peminjam. Oleh karena lembaga keuangan memiliki akses langsung terhadap informasi apa saja yang diinginkan, pengungkapan publik yang luas dianggap tidak perlu. Contohnya adalah Jepang dan Swiss.

2. Sistem Hukum

Sistem hukum menentukan bagaimana individu dan lembaga berinteraksi. Dunia barat memiliki dua orientasi dasar kodifikasi hukum (sipil) dan hukum umum (kasus). Kodifikasi hukum utamanya diambil dari hukum Romawi dan Kode Napoleon. Dalam negara-negara yang menganut sistem kodifikasi hukum Latin-Romawi, hukum merupakan satu kelompok lengkap yang mencakup ketentuan dan prosedur. Kodifikasi standar dan prosedur akuntansi merupakan hal yang wajar dan sesuai disana. Dengan demikian, di negar-negara yang menganut kodifikasi hukum, aturan akuntansi digabungkan dalam hukum nasional dan cenderung sangat lengkap dan mencakupi banyak prosedur. Sebaliknya, hukum umum berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam kode lengkap. Tentu saja, terdapat hukum dasar, tetapi cenderung tidak terlalu detail dan lebih fleksibel bila dibandingkan dengan sistem kodifikasi hukum. Hal ini mendorong usaha coba-coba dan memungkinkan penerapan pertimbangan. Hukum umum diambil dari kasus hukum Inggris. Pada kebanyakan negara hukum umum, aturan akuntansi ditetapkan oleh organisasi profesional sektor swasta. Hal ini memungkinkan aturan akuntansi menjadi lebih adaptif dan inovatif. Kecuali untuk ketentuan dasar yang luas, kebanyakan aturan akuntansi tidak digabungkan secara langsung ke dalam hukum dasar. Kodifikasi hukum (kode hukum) akuntansi cenderung terpaku pada bentuk (formal) legalnya saja, sementara hukum akuntansi yang lebih umum cenderung terpaku pada muatan (isi) ekonominya.Sebagai contoh, sewa guna usaha di bawah aturan hukum umum biasanya tidak dikapitalisasi. Sebaliknya, sewa guna usaha di bawah hukum umum pada dasarnya dapat dikapitalisasi jika ia menjadi bagian dari pembelian properti.

3. Perpajakan

Di kebanyakan negara, peraturan pajak secara efektif menentukan standar akuntansi karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk mengklaimnya dalam keperluan pajak. Dengan kata lain, pajak keuangan dan pajak akuntansi adalah sama. Dalam kasus ini, sebagai contoh adalah kasus yang terjadi di Jerman dan Swedia. Di negara lain seperti Belanda, akuntansi keuangan dan pajak berbeda: laba kena pajak pada dasarnya adalah laba akuntansi keuangan yang disesuaikan terhadap perbedan-perbedaan dengan hukum pajak. Tentu saja, ketika akuntansi keuangan dan pajak terpisah, kadang-kadang aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi tertentu. Penilaian persediaan menurut LIFO di Amerika Serikat merupakan satu contoh.

4. Ikatan Politik dan Ekonomi

Ide dan teknologi akuntansi dialihkan melalui penaklukan, perdagangan, dan kekuatan sejenis. Sistem pencatatan berpasangan yang berawal di Italia pada tahun 1400-an secara perlahan-lahan menyebar luas di Eropa bersamaan dengan gagasan-gagasan pembaruan lainnya. Kolonialisme Inggris mengekspor akuntan dan konsep akuntansi di seluruh wilayah kekuasaan Inggris. Pendudukan Jerman selam Perang Dunia II menyebabkan Perancis menerapkan Plan Comptable. Amerika Serikat memaksa rezim pengatur akuntansi bergaya AS di Jepang setalah berkhirnya Perang Dunia II. Banyak negara-negara berkembang menggunakan sistem akuntansi yang dikembangkan di tempat lain, entah karena dipaksakan kepada negara-negara tersebut (seperti India) atau karena pilihan mereka sendiri (seperti negara Eropa Timur sekarang meniru sistem akuntansi menurut aturan Uni Eropa (EU).

5. Inflasi

Inflasi mengaburkan biaya historis akuntansi melalui penurunan berlebihan terhadap nilai-nilai aset dan beban-beban terkait, sementara di sisi lain melakukan peningkatan berlebihan terhadap pendapatan. Negara-negar dengan inflasi tinggi seringkali menuntut perusahaan-perusahaan melakukan berbagai perubahan harga ke dalam penghitungan keuangan mereka. Meksiko dan beberapa negara Amerika Selatan menggunakan akuntansi tingkat umum karena pengalaman mereke dengan hiperinflasi. Pada akhir tahun 1970-an, sehubungan dengan tingkat inflasi yangtidak biasanya tinggi, AS dan Inggris melakukan eksperimen dengan pelaporan pengaruh perubahan harga.

6. Tingkat Perkembangan Ekonomi

Faktor ini memengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama. Pada gilirannya, jenis transaksi menentukan masalah akuntansi yang dihadapi. Sebagai contoh, kompensasi eksekutif perusahaan berbasis saham atau sekuritas aset merupakan sesuatu yang jarang terjadi dalam perekonomian dengan pasar modal yang kurang berkembang. Saat ini, banyak perekonomian industri berubah menjadi perekonomian jasa. Masalah akuntansi seperti penilaian aset tetap dan pencatatan depresiasi yang sangat relevan dalam sektor manufaktur menjadi semakin kurang penting. Tantangan-tantangan akuntansi yang baru, seperti penilaian aset tidak berwujud dan sumber daya manusia, semakin berkembang.

7. Tingkat Pendidikan

Standar dan Praktik akuntansi yang sangat rumit (sophisticated) akan menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan. Sebagai contoh pelaporan teknis yang kompleks mengenai varian perilaku biaya tidak akan berarti apa-apa, kecuali para pembaca memahami akuntansi biaya. Pengungkapan mengenai resiko efek derivatif tidak akan informatif kecuali jika dibaca oleh pihak yang berkompeten. Pendidikan akuntansi yang profesional sulit dicapai jika taraf pendidikan di suatu negara secara umum juga rendah. Meksiko adalah salah satu contoh negara di mana permasalahan ini telah berhsail ditanggulangi. Pada situasi lainnya, sebuah negara harus mengimpor tenaga pelatihan atau mengirim warganya ke negara lain untuk memperoleh kualifikasi yang layak. Hal terakhir ini yangsedang diterapkan oleh Cina.

8. Budaya

Di sini budaya berarti nilai-nilai dan perilaku yang dibagi oleh suatu masyarakat. Variabel budaya mendasari pengaturan kelembagaan di suatu negara (seperti sistem hukum). Hofstede mendasari empat dimensi budaya nasional (nilai sosial) :

1. Individualisme. (versus kolektivisme) merupakan kecenderungan terhadap suatu tatanan sosial yang tersusun longgar dibandingkan terhadap tatanan yang tersusun ketat dan saling tergantung ( saya versus kita ).

2. Jarak kekuasaan. Adalah sejauh mana hierarki dalam dan pembagian kekuasaan dalam suatu lembaga dan organisasi secara tidak adil dapat diterima.

3. Penghindaran ketidakpastian. Adalah sejauh mana masyarakat tidak merasa nyaman dengan ambiguitas dan suatu masa depan yang tidak pasti.

4. Maskulinitas. (versus feminitas) adalah sejauh mana peran gender dibedakan serta kinerja dan pencapaian yang dapat dilihat (nilai-nilai maskulin yang tradisonal) ditekankan daripada hubungan dan perhatian (nilai-nilai feminin yang tradisonal. Beberapa ahli sekarang menyebutnya orientasi pencapaian.

Analisis yang dilakukannya didasarkan pada data yang berasal dari para karyawan sebuah perusahaan multinasional besar dari AS yang beroperasi di 40 negara yang berbeda.

Berdasarkan hasil analisis Hofstede, Gray mengusulkan suatu kerangka kerja yang menghubungkan budaya dan akuntansi, Ia mengusulkan empat dimensi nilai akuntansi yang mempengaruhi praktik pelaporan keuangan suatu negara, yaitu:

1. Profesionalisme versus ketetapan wajib pengendalian: preferensi terhadap pertimbangan profesional individu dan regulasi sendiri kalangan profesional dibandingkan terhadap kepatuhan dengan ketentuan hukum yang telah ditentukan.

2. Keseragaman versus fleksibilitas: preferensi terhadap keseragaman dan konsistensi dibandingkan fleksibilitas dalam bereaksi terhadap suatu keadaan tertentu.

3. Konservatisme versus optimisme: suatu preferensi dalam memilih pendekatan yang lebih bijak untuk mengukur dan mengatasi segala ketidakpastian di masa depan, daripada memilih pendekatan yang sekadar optimis namun beresiko.

4. Kerahasiaan versus transparansi: preferensi atas kerahasiaan dan pembatasan informasi usaha menurut dasar kebutuhan untuk tahu dibandingkan dengan kesediaan untuk mengungkapkan informasi kepada publik.

TUGAS2 AKUNTANSI INTERNASIONAL

AKUNTANSI INTERNASIONAL

MATERI

PENDAHULUAN

Sumber: Choi, Frederick D.S. dan Gary K. Meek

Dalam Buku

International Accounting

Akuntansi Internasional

Buku 1 Edisi 6

Penerbit Salemba Empat

1. Sudut Pandang Sejarah

Sejarah akuntansi merupakan sejarah internasional. Kronologi berikut ini menunjukkan bahwa akuntansi telah meraih keberhasilan besar dalam kemampuannya untuk diterapkan dari suatu kondisi nasional ke kondisi lainnya, sementara di pihak lain memungkinkan timbulnya pengembangan terus-menerus dalam bidang teori dan praktik di seluruh dunia.

Sebagai permulaan, sistem pembukuan berpasangan ( double entry bookkeeping ), yang umumnya dianggap sebagai awal penciptaan akuntansi seperti yang Kita ketahui hari ini, berawal dari negara-negara kota di Italia pada abad ke-14 dan 15. Perkembangannya didorong oelh pertumbuhan perdagangan internasional di Italia Utara selama masa akhir abad pertengahan dan keinginan pemerintah untuk menemukan cara dalam mengenakan pajak terhadap transaksi komersial. “pembukuan ala Italia” kemudian beralih ke Jerman untuk membantu para pedagang pada zaman Fugger dan kelompok Hanseatik. Pada waktu yang hampir bersamaan, para filsuf bisnis di Belanda mempertajam cara menghitung pendapatan periodik dan aparat pemerintah di Perancis menemukan keuntungan menerapkan keseluruhan sistem dalam perencanaan dan akuntabilitas pemerintah.

Singkat kata, gagasan mengenai akuntansi pembukuan berpasangan mencapai Kepulauan Inggris. Perkembangan Inggris Raya menciptakan kebutuhan yang tidak terelakkan lagi bagi kepentingan komersial Inggris untuk mengelola dan mengendalikan perusahaan di daerah koloni, dan untuk pencatatan perusahaan kolonial mereka yang akan diperiksa ulang dan diverifikasi. Kebutuhan-kebutuhan ini menyebabkan tumbuhnya masyarakat akuntansi pada tahun 1850-an dan suatu profesi akuntansi publik yang terorganisasi di Skotlandia dan Inggris selama tahun 1870-an. Praktik akuntansi Inggris menyebar luas tidak hanya di seluruh Amerika Utara, tetapi juga di seluruh wilayah Persemakmuran Inggris yang ada waktu itu.

Perkembangan yang sama dan kurang lebih serupa juga terjadi di tempat lain. Misalnya, untuk menyebut satu di antara banyak tempat lain, model akuntansi Belanda digunakan juga di Indonesia. Sistem Akuntansi Perancis menemukan tempatnya di Polinesia dan wilayah-wilayah di Afrika yang ada dibawah pemerintahan Perancis, sedangkan kerangka pelaporan sistem Jerman terbukti berpengaruh di Jepang, Swedia, dan Kekaisaran Rusia.

Seiring dengan kekuatan ekonomi Amerika Serikat yang tumbuh selama paruh pertama abad ke-20, kerumitan masalah-masalah akuntansi muncul juga secara bersamaan. Sekolah-sekolah bisnis membantu perkembangan tersebut dengan merumuskan bidang-bidang masalah dan pada akhirnya mengakui sebagai suatu disiplin ilmu akademik sendiri pada berbagai sekolah tinggi dan universitas. Setalah Perang Dunia II, pengaruh akuntansi makin terasa dengan sendirinya pada Dunia Barat, khususnya di Jerman dan Jepang. Pada tingkatan yang agak kurang, faktor yang sama juga dapat dilihat secara langsung di negara-negara seperti Brasil, Israel, Meksiko, Filipina, Swedia, dan Taiwan.

Berkebalikan dengan sifat warisan akuntansi internasional tersebut adalah bahwa di banyak negara, akuntansi merupakan masalah nasional, dengan standar dan praktik nasional yang melekat secara erat dengan hukum nasional dan aturan profesional.

Mengatasi paradoks sejarah akuntansi ini telah lama menjadi perhatian, baik oleh para pengguna maupun penyusun informasi akuntansi. Dalam tahun-tahun terakhir, usaha-usaha institusi untuk mempersempit perbedaan dalam pengukuran, pengungkapan, dan proses auditing di seluruh dunia makin intensif dilakukan.

2. Sudut Pandang Kontemporer

Apabila usaha-usaha untuk mengurangi perbedaan akuntansi internasional merupakan sesuatu yang penting di satu sisi, sekarang ini terdapat sejumlah faktor tambahan yang turut menambah pentingnya mempelajari akuntansi internasional. Faktor-faktor ini tumbuh dari perdagangan dan pengendalian modal secara nasional yang terjadi bersamaan dengan kemajuan dalam teknologi informasi.

Pengendalian nasional terhadap arus modal, valuta asing, investasi asing langsung, dan transaksi terkait telah diliberalisasikan secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir, sehingga mengurangi hambatan-hambatan terhadap bisnis internasional.

Kemajuan dalam teknologi informasi juga menyebabkan perubahan radikal dalam ekonomi produksi dan distribusi. Produksi yang terintegrasi secara vertikal tidak lagi menjadi bukti model operasi yang efisien. Hubungan informasi, secara global dan seketika memberi makna bahwa produksi, termasuk jasa akuntansi, makin dialihkontrakkan (outsourced) kepada siapa saja dengan ukuran apa pun, di mana saja di dunia yang memiliki kemampuan terbaik dalam melakukan suatu pekerjaan atau suatu bagian dari pekerjaan tersebut. Hubungan wajar timbal-balik yang menjadi karakter hubungan perusahaan dengan pemasok, perantara, dan pelanggan mereka digantikan dengan hubungan kerja sama global dengan pemasok, pemasok dan pemasok, perantara, pelanggan dan pelanggan dari pelanggan.

3. Pertumbuhan dan Penyebaran Operasi Multinasional

Bisnis internasional secara tradisional terkait dengan perdagangan luar negeri. Kegiatan yang berakar dari masa lampau ini akan terus berlanjut tanpa terputus. Ketika di masa lalu perdagangan jasa biasanya kalah penting jika dibandingkan dengan perdagangan barang. Saat ini perdagangan jasa mendapatkan keuntungan yang lebih signifikan dan berkembang dengan tingkat yang lebih cepat daripada perdagangan barang.

Topik akuntansi yang utama berhubungan dengan kegiatan ekspor dan impor adalah akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing. Sebagai contoh, misalkan Heineken melakukan ekspor sjumlah bir kepada sebuah importir Brasil dan mengirimkan tagihan dalam mata uang real Brasil. Seandainya nilai real mengalami penurunan relatif terhadap euro sebelum dilakukannya pembayaran, Heineken akan mengalami kerugian dalam mata uang asing karena real akan menghasilkan euro yang lebih kecil pada saat konversi setelah devaluasi dibandingkan sebelum devaluasi.

Saat ini, bisnis internasional melebihi perdagangan luar negeri dan meningkatkan asosiasi dengan investasi asing langsung, yang meliputi pendirian sistem manufaktur atau distribusi di luar negeri dengan membentuk afiliasi yang dimiliki seutuhnya, usaha patungan, atau aliansi strategis.

4. Inovasi Keuangan

Manajemen resiko telah menjadi istilah yang populer dalam lingkungan perusahaan dan manajemen. Alasannya tidaklah sulit dicari. Dengan deregulasi pasar keuangan dan pengendalian modal yang terus dilakukan, kerentanan dalam harga komoditas, valuta asing, kredit, dan ekuitas menjadi hal yang biasa dewasa ini. Perputaran naik turunnya harga ini tidak serta-merta langsung berdampak pada proses pelaporan internal, tetapi juga menghadapkan perusahaan pada resiko menderita kerugian ekonomis. Hal ini memacu tujuan aktivitas perusahaan dalam mengidentifikasikan resiko yang mereka hadapi berasal dari kerentanan tersebut, memutuskan resiko mana yang perlu dilindungi dan mengevaluasi hasil strategi manajemen resiko yang dijalankan. Pertumbuhan jasa manajemen resiko yang cepat memungkinkan perusahaan dapat mempertinggi nilai perusahaan dengan mengatur manajemen resikonya. Investor dan pemegang saham perusahaan lainnya mengharapkan manajer keuangan untuk mengidentifikasikan dan secara aktif mengelola eksposur tersebut. Pada saat yang bersamaan, kemajuan dalam teknologi keuangan memungkinkan pergeseran resiko keuangan kepada pundak orang lain. Meski demikian, beban untuk mengukur resiko antar-pihak tidak dapat dialihkan dan sekarang berada pada pundak sekelompok besar pelaku pasar keuangan, yang banyak di antaranya berada ribuan mil jauhnya. Tampaklah jelas adanya ketergantungan yang ditimbulkan terhadap praktik pelaporan internasional dan kebingungan yang timbul dari perbedaan pengukuran produk resiko keuangan. Mereka yang memiliki keahlian manajemen resiko sangat dihargai oleh pasar.

5. Kompetisi Global

Faktor lain yang turut menyumbangkan makin pentingnya akuntansi internasional adalah fenomena kompetisi global. Penentuan acuan (benchmarking), suatu tindakan untuk membandingkan kinerja satu pihak dengan suatu standar yang memadai, bukanlah hal yang baru. Hal yang baru adalah standar perbandingan yang kini melampaui batas-batas nasional.

Dalam penentuan acuan terhadap pesaing internasional, seseorang harus berhati-hati untuk memastikan bahwa perbandingan yang dilakukan memang benar-benar dapat dibandingkan. Sebagai contoh, alat ukur kinerja yang sering digunakan adalah pengembalian atas ekuitas (Return on Equity).

6. Merger dan Akuisisi Lintas Batas Negara

Seiring dengan berlanjutnya trend global atas konsolidasi industri, berita mengenai merger dan akuisisi internasional praktis merupakan kenyataan sehari-hari. Apabila merger umumnya diringkas dengan istilah sinergi operasi atau skala ekonomi, akuntansi memainkan peranan yang penting dalam mega konsolidasi ini karena angka-angka yang dihasilkan akuntansi bersifat mendasar dalam proses penilaian perusahaan. Perbedaan aturan pengukuran nasional dapat memperumit proses penilaian perusahaan.

Perbedaan aturan pengukuran akuntansi dapat menimbulkan arena bermain yang tidak sebanding dalam pasar untuk memperoleh kendali perusahaan. Dengan demikian, jika perusahaan A di negara A diperbolehkan untuk menempatkan muhibah (goodwill) yang dibeli langsung sebagai cadangan, sedangkan Perusahaan B di Negara B harus mengamortisasikan goodwill yang dibeli ke dalam laba, maka perusahaan A mungkin akan memperoleh keunggulan penawaran bila dibandingkan Perusahaan B ketika sedang mencoba mengakuisisi suatu target perusahaan. Perusahaan A dapat menawarkan harga pembelian yang lebih tinggi, hal ini karena Perusahaan A tidak mengurangi pendapatannya dari kelebihan premium yang dibayarkan.

TUGAS1 AKUNTANSI INTERNASIONAL

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

MATA KULIAH AKUNTANSI INTERNASIONAL

DOSEN : RR. DHARMA TINTRI EDIRARAS

POKOK BAHASAN

· PENDAHULUAN

1. Perbedaan Akuntansi Internasional dengan Akuntansi lainnya;

2. Akuntansi Internasional terbagi menjadi tiga bidang yang luas;

3. Sejarah Akuntansi Internasional dan trend kebijakan sektor keuangan nasional; dan

4. Peran akuntansi dalam bidang usaha dan pasar modal global.

· PERKEMBANGAN DAN KLASIFIKASI AKUNTANSI INTERNASIONAL

1. Faktor yang mempengaruhi perkembangan dunia akuntansi;

2. Pendekatan perkembangan akuntansi dalam ekonomi yang berorientasi pasar;

3. Negara yang dominan dalam perkembangan praktek akuntansi;

4. Pengetahuan dasar klasifikasi akuntansi

5. Perbedaan antara penyajian wajar dan kepatuhan terhadap hukum dan negara yang dominan penerapannya; dan

6. Isu penting perbedaan antara penyajian wajar dan kepatuhan terhadap hukum.

· AKUNTANSI KOMPARATIF

1. Istilah standar akuntansi dan penentuan standar;

2. Perbedaan praktek akuntansi dengan standar yang ditentukan;

3. Sistem akuntansi di negara-negara maju; dan

4. Persamaan dan perbedaan sistem akuntansi di negara-negara maju.

· PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN

1. Praktek pengungkapan akuntansi dipengaruhi oleh perbedaan tata kelola keuangan perusahaan di suatu negara;

2. Persoalan-persoalan penting yang mempengaruhi keputusan manajemen untuk membuat pengungkapan keputusan;

3. Tujuan pengungkapan akuntansi dalam pasar ekuitas; dan

4. Perbedaan mendasar praktek pengungkapan keuangan perusahaan dalam berbagai aspek.

· TRANSLASI MATA UANG ASING

1. Perbedaan antara translasi dan konversi antar mata uang asing;

2. Istilah-istilah dalam translasi mata uang asing;

3. Perbedaan keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing;

4. Perhitungan keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing;

5. Pengaruh penggunaan berbagai metode translasi mata uang asing terhadap laporan keuangan;

6. Evaluasi dan memilih metode translasi mata uang asing terbaik sesuai kondisi usaha dan pasar uang; dan

7. Hubungan antara translasi mata uang asing dengan inflasi.

· PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA

1. Mengapa laporan keuangan memiliki potensi untuk menyesatkan selama periode perubahan harga;

2. Istilah-istilah akuntansi inflasi dan memahami pengaruh penyesuaian harga terhadap laporan keuangan;

3. Perbedaan model akuntansi biaya terkini dan konvensional;

4. Perbedaan akuntansi inflasi di AS, Inggris, dan Brasil;

5. Pelaporan keuangan dalam perekonomian hiperinflasi;

6. Apakah dolar konstan atau biaya kini lebih baik untuk mengukur pengaruh inflasi; dan

7. Definisi penurunan ganda ( double clip ) dan cara penanganannya.

· HARMONISASI AKUNTANSI INTERNASIONAL

1. Perbedaan harmonisasi dan standarisasi yang berlaku dalam standar akuntansi;

2. Pro dan kontra harmonisasi standar akuntansi internasional;

3. Arti rekonsiliasi dan pengakuan bersama ( timbal balik ) terhadap perbedaan standar akuntansi;

4. Organisasi yang mempromosikan harmonisasi dan memiliki peran penting dalam penetapan standar akuntansi internasional; dan

5. Pendekatan baru Uni Eropa dengan integrasi pasar keuangan Eropa.

· ANALISIS LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL

1. Kesulitan-kesulitan analisis strategi bisnis internasional dan strategi dasar untuk pengumpulan informasi;

2. Langkah-langkah analisis akuntansi;

3. Pengaruh analisis akuntansi terhadap akuntansi antar negara dan kesulitannya dalam memperoleh informasi dalam memperoleh informasi yang diperlukan;

4. Mekanisme untuk mengatasi perbedaan prinsip akuntansi antar negara;

5. Kesulitan dan kelemahan dalam analisis laporan keuangan internasional; dan

6. Bagaimana menggunakan www untuk memperoleh informasi penelitian perusahaan.

· PERENCANAAN DAN KENDALI MANAJEMEN

1. Empat dimensi dalam pembuatan model bisnis;

2. Perbedaan antara konsep biaya standar dan kaizen;

3. Perkiraan kembalian investasi luar negeri;

4. Proses perhitungan biaya modal perusahaan multinasional;

5. Analisis varians nilai tukar;

6. Kesulitan khusus dalam merancang dan melaksanakan sistem evaluasi kinerja perusahaan multinasional; dan

7. Cara mengatasi pengaruh inflasi dan fluktuasi nilai tukar terhadap pengukuran kinerja perusahaan multinasional.

· MANAJEMEN RESIKO KEUANGAN

1. Komponen-komponen utama resiko mata uang asing;

2. Tugas dalam mengelola resiko mata uang asing;

3. Pendefinisian dan perhitungan resiko translasi;

4. Pendefinisian dan perhitungan resiko transaksi;

5. Perbedaan resiko akuntansi dan resiko ekonomi;

6. Strategi perlindungan nilai tukar dan perlakuan akuntansi yang diperlukan; dan

7. Masalah akuntansi dan pengendalian, terkait dengan manajemen resiko nilai tukar

mata uang asing

· PENETAPAN HARGA TRANSFER DAN PERPAJAKAN INTERNASIONAL

1. Konsep dasar perpajakan internasional;

2. Konsep keterkaitan pajak dengan laba dari luar negeri;

3. Alasan terhadap kredit pajak luar negeri;

4. Perencanaan pajak internasional dalam perusahaan multinasional

5. Variabel-variabel dalam penentuan harga transfer internasional; dan

6. Masalah mendasar dalam metode pangalihan harga.


SUMBER: http://dharmate.staff.gunadarma.ac.id/